Thursday, August 19, 2004

Freedom is power

Datangkanlah kedamaian melingkupi ragaku dan mengisi batinku. Karena sang adil yang kuundang, kucari dan kupinta belumlah datang. Aku ini lelah dan punggungku telah bungkuk dengan bantalan pinggul yang semakin menipis di kedua sisinya. Pikulan bebanku tidak bertambah ringan, malahan semakin beratkan langkahku. Kemanapun aku pergi, kutemukan pagar baja membatasi ruang gerakku. Dan kini aku tenggelam dalam kebimbangan yang tak berujung, hingga rasanya ajal pun lebih pantas dan lebih layak.

Ingin kutikam diriku dan biarkan ruhku melayang bebas mencari raga baru, tanpa harus dirantai dan diberi peneng layaknya binatang piaraan. Atau mungkin lebih baik bila tertangkap oleh para malaikat maut, karena aku yakin akan akhir yang hakiki, yaitu pengadilan terakhir yang dipimpin olehMu.

Adalah Engkau yang dapat melihat dalam gelap, pun bila kau dihadirkan dalam sosok ratu keadilan yang menutup kedua matanya dengan kain. Adalah Engkau yang mempunyai neraca dengan hitungan matematis paling akurat, dan tidak mungkin meleset sedikitpun. Hasil akhirnya kuyakin akan memberi nafas yang mampu legakan jantungku yang bercincin.

Aku haus dan kini tengah sekarat, tanpa tahu siapa yang akan menjemputku terlebih dahulu; apakah sinar penyembuhan yang diwakili sepasang tangan yang kokoh, ataukah nomor antrian yang tak terbantahkan, karena kita semua hidup di dunia hanya menunggu giliran.

Andaikata aku dapat memilih, ingin rasanya aku ditelan oleh mimpi burukku. Perlahan dan perlahan..hingga kunyahan terakhir. Agar tiada saksi yang tahu bahwa aku telah hilang, raib, moksa..

No comments: